Kuliah Itu Wajib, Bagi Anak Kota

Diedit pake potosop
Menjadi mahasiswa di kota bukan lagi suatu hal yang luar biasa, karena sebagian besar remaja yang baru saja lulus SMA/SMK memilih untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan.

Alasannya bermacam-macam, mulai dari kepentingan gengsi, momok terhadap status sosial di dalam lingkungan hingga sulitnya mencari pekerjaan dengan ijazah SMA. Fenomena inilah yang kemudian menjadikan kuliah itu wajib, bagi anak-anak yang tinggal di kota.

Para remaja perkotaan yang baru saja lulus SMA/SMK, mau tidak mau, sadar tidak sadar, disudutkan oleh lingkungan dan masyarakatnya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Walaupun sistem pendidikan di Indonesia belum cukup bagus, tetapi sistem tetaplah sistem. Masyarakat menganggap, para mahasiswa yang kuliah karena terpaksa ataupun menuruti gengsi orangtua pada awalnya akan acuh terhadap pelajaran, namun ada sistem yang akan membuat mereka  mau tidak mau harus belajar dan mengerjakan tugas dengan benar agar IPK-nya bagus, tidak remedial apalagi sampai mengulang.

Meskipun sebagian besar memilih untuk kuliah, masih tetap ada yang memilih untuk tidak kuliah karena faktor ekonomi, kebiasaan menyampah di masyarakat, ataupun karena kuliah itu sendiri sudah bergeser maknanya di kalangan remaja perkotaan. Mereka yang memilih tidak kuliah ini biasanya mengasingkan diri di dalam zona nyamannya, karena ketika berbaur dengan masyarakat, mereka hanya mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan. Sebagai kaum minoritas, mereka sering kali diabaikan dan dianggap tidak memiliki suara di masyarakat.

Mengingat pada masa perkuliahan, mahasiswa dibentuk menjadi pribadi yang lebih baik mulai dari perilaku hingga pola pikir, para remaja yang tidak kuliah dianggap belum mampu memikirkan urusan sosial masyarakatnya. Mahasiswa yang kelak akan tamat pun diyakini memiliki ilmu formal di bidang yang mereka pilih, yang nantinya dapat berguna bagi masyarakat. Hal inilah yang membedakannya dengan remaja yang menghentikan pendidikannya hanya sampai jenjang SMA saja.

Lapangan pekerjaan yang semakin menyempit pun ikut menjadikan kuliah sebagai suatu hal yang wajib bagi  anak-anak kota. Semakin banyak lulusan dengan gelar dan nilai memuaskan yang menganggur membangun ketakutan tersendiri bagi mereka yang baru saja lepas dari seragam putih abu-abunya. Sedangkan lapangan pekerjaan bagi pemilik ijazah SMA hampir tidak ada. Kalaupun ada, paling hanya seputar sales, pekerjaan yang tidak memiliki prospek panjang dan pekerjaan-pekerjaan yang lebih banyak menggunakan tenaga dari  pada otak.

Kerasnya kehidupan di kota membuat remajanya tidak punya pilihan selain mengikuti kebiasaan-kebiasaan yang ada. Kuliah menjadi seperti makanan pokok yang harus dikonsumsi setiap hari. Tidak penting apakah makanan itu akan menjadi daging atau keluar begitu saja melalui saluran pencernaan, yang terpenting adalah makan, untuk menyambung kehidupan.

Mahasiswa tidak lagi memburu ilmu di dalam maupun di luar kelas, melainkan memburu KTM (Kartu Tanda Mahasiswa), sebuah benda kecil yang mampu mengangkat status sosial, menyejahterakan gengsi dan segala antek-anteknya.

Ada banyak sekali hal-hal yang membuat kuliah itu wajib bagi anak-anak yang tumbuh dan hidup di perkotaan, hal-hal di atas adalah sebagian kecilnya.

Adi Ariy

Turun ke jalan TOL JOKOWI mencari anomali Jangkrik, sehingga jadilah COCO CRUNCH "Catatan Kebimbangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar