Kenapa suka memandang
pemandangan di luar kaca mobil saat mobil tengah berjalan menyusuri jalurnya.
Tapi, bukan pemandangan depan atau samping mobil yang menarik perhatianku. Bahwa
ternyata pemandangan yang lebih indah
adalah memandang pemandangan belakang disaat mobil menyusuri jalurnya
Iya, itulah waktu. Suatu
permisalan paling tepat kepada waktu. Waktu ke belakang adalah hal yang paling
indah untuk dikenang. Waktu yang sedang berjalan atau waktu yang akan datang
malah terkadang kurang menarik perhatian lebih dari waktu yang dibelakang. Wah.
Ini nih..
Rindu saat itu.
Sekarang? Sudah pasti
berbeda.
Kini, Terlalu banyak
kekecewaan. Terlalu banyak pengkhianatan. Terlalu banyak luka hati yang
didapatkan.
Tak bisa dipungkiri, kini
semua berubah. Inilah perubahan.
Dengan segala perubahan,
terlihatlah perbedaan.
Apa yang diminta? mereka
kembali seperti dulu? bukan. Juga bukan meminta keramaian yang dulu
menghangatkan kembali menghampiri. Tapi, berharap keramaian yang saling memahami
terbentuk. Itu saja sudah cukup.
Sayangnya, sepertinya semua
sudah terlambat.
Hanyut dalam arus keramaian
yang mulai menenggelamkanku. Yang dibutuhkan, hanya sebuah daun lebar
kesendirian yang tetap membuatku terapung dan bernapas, tetap hidup, dalam
lingkungan sosial yang perlahan berubah menjadi menyeramkan.
Maafkan rangkaian kata-kata
ini, dalam bagian fleksibel dari kepala ini menjadi kata-kata bercita rasa
sastra yang menawan. Ide tulisan ini bagai sebuah puzzle yang berantakan.
Sleman, 15 Juli 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar